Jumat, 19 Juli 2013

Inovasi Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Pendekatan CTL


Inovasi Pembelajaran Fisika
Dengan Menggunakan Pendekatan Contekstual Teaching Learning

A.    PENDAHULUAN
       Pada era sekarang ini peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan komponen yang terdepan untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat, kualitas sumber daya manusia sangat terkait dengan kualitas pendidikan yang merupakan produk dari lembaga pendidikan formal mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Namun pada hakekatnya produk dari pendidikan tidak di sertai dengan prosesnya yang terstruktur.
       Maka dari itu pembelajaran Konstruktivisme yang terkandung dalam pendekatan Contekstual Teaching Learning perlu di gunakan untuk Inovasi pembelajaran Fisika yang perlu memperhatikan prosesnya, tanpa mengenyampingkan hasilnya
      
B.    TUJUAN MAKALAH
          Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran dan pengetahuan tentang pentingnya peranan inovasi pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching Learning. Memberikan makna yang mendalam apa arti dan fungsinya belajar fisika serta kaitanya dalam kehidupan sehari-hari, serta mempertegas Fisika termasuk dalam ilmu kauniyah, ilmu tentang regularity of the universe, ilmu tentang keteraturan alam semesta dengan demikian dapat menunjukkan Ketakwaan dan keimanan kita terhadap ALLAH SWT
      
C.       ISI POKOK
1)       Fisika
         Fisika  merupakan  salah  satu  cabang IPA,            pada      dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis gejala atau proses            alam dan sifazat serta penerapannya  (Wospakrik,           1994). Pendapat tersebut diperkuat  oleh pernyataan  Surya  (1977) bahwa  Fisika merupakan  suatu  ilmu  pengetahuan  yang mempelajari bagian-bagian dari alam dan interaksi   yan ada   di   dalamnya Ilmu Fisika membantu kita untuk menguak dan memahami tabir misteri alam semesta ini.Tujuan yang         ingin           dicapai dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Fisika di SMP (Depdiknas,2006),  diantaranya  (1)  Mengembangkan  kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik  secara kualitatif  maupun kuantitatif, (2) Menguasapengetahuan,  konsep,  dan prinsip Fisika sertamempunyai keterampilan     mengembangkan pengetahuan,keterampilan dan sikap percaya  diri  sehingga  dapat  diterapkan dalam  kehidupan  sehari-hari  dan  sebagai bekal  untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.Untuk  mencapai  tujuan  kurikulum  di atas,  pemerintah berusaha       meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengadopsi berbagai  pendekatan dalam pembelajaran.
2)       Inovasi Pembelajaran
         Inovasi Pembelajaran adalah suatu ide barang atau metode yang dirasakan atau di amati sebagai hal baru bagi seseorang atau sekelompok masyarakat baik berupa hasil invensi mauppun diskoveri baik untuk mencapai tujuan pembelajaran atau untuk memecahkan masalah- masalah dalam pembelajaran
3)       Pendekatan CTL
What is context? Pertanyaan yang pertama kali muncul adalah apakah arti kata konteks? Dari segi bahasa, menggunakan kata konteks konteks berarti memahami makna dari sebuah kata dengan memperhatikan makna dari kata-kata yang terkandung di dalam sebuah kalimat, atau  memahami sebuah kalimat dengan memperhatikan makna dari kalimat-kalimat yang terkandung di dalam sebuah paragraf. Dalam sebuah kalimat, semua kata yang terkandung membangun sebuah konteks. Demikian juga dalam sebuah paragraf, semua kalimat yang terkandung membangun sebuah konteks. Jadi, konteks berarti semua kata di dalam sebuah kalimat atau semua kalimat di dalam sebuah paragraf.
Pikiran seseorang akan dipengaruhi oleh konteks di mana dia hidup dan berada. Misalnya seorang anak yang sehari-harinya hidup di kota ketika diminta untuk mengambilkan telur akan menuju ke lemari es (kulkas). Lain halnya dengan seorang anak yang sehari-harinya hidup di desa pertanian akan menuju ke kandang ayam. Respon kedua anak tersebut berbeda sebab mereka memiliki konteks yang berbeda. Dalam konteks kota, pikiran anak akan tertuju pada lemari es (kulkas) ketika berpikir tentang telur sedangkan dalam konteks desa pertanian pikiran anak tertuju  pada  kandang  ayam  ketika  berpikir  tentang  telur.  Berdasarkan  uraian tersebut di datas, konteks berarti hal-hal yang berkaitan dengan ide-ide atau pengetahuan awal seseorang yang diperoleh dari berbagai pengalamannya sehari-hari. Oleh karena itu, kontekstual berarti berkaitan dengan atau bersifat konteks.Dengan mengaitkan materi pelajaran (instructional content) dengan konteks kehidupan dan kebutuhan siswa akan meningkatkan motivasi belajarnya serta akan menjadikan proses belajar mengajar lebih efisien dan efektif. Pendekatan belajar ini disebut pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning). Proses belajar kontekstual terjadi dalam situasi kompleks dan hal ini berbeda dengan pendekatan behaviorist yang lebih menekankan pada latihan. Menurut Nurhadi dalam Mundilarto (2004: 70) contextual teaching and learning merupakan konsep belajar mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan di kelas dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupannya sebagai individu, anggota keluarga, dan masyarakat.
Pendekatan kontekstual sebenarnya berakar dari pendekatan konstruktivistik yang menyatakan bahwa seseorang atau siswa melakukan kegiatan belajar tidak lain adalah membangun     pengetahuan    melalui         interaksi dan interpretasi di lingkungannya. Pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan konteks dibangun oleh siswa sendiri bukan oleh guru.
Menurut Priyatni dalam Krisnawati dan Madya (2004: 56) pembelajaran yang
dilaksanakan  dengan  menggunakan  metode  kontekstual  memiki  karakteristik sebagai berikut:
a)    Pembelajaran yang dilaksanakan         dalam konteks   yang otentik,           artinya
pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapi.
b) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas- tugas yang bermakna.
c)  Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa.
d) Pembelajaran  dilaksanakan  melalui  kerja  kelompok  ,  berdiskusi,  dan  saling mengoreksi
e)  Kebersamaan, kerjasama, dan saling memahami satu dengan yang lain secara mendalam merupakan aspek pembelajaran yang menyenangkan.
f)   Pembelajaran  dilaksanakan  secara  aktif,  kreatif,  produktif  dan  memetingkan kerjasama.
g)  Pembelajaran dilaksanakan dengan cara menyenangkan
          Salah  satu   pendekatan  yang  dianjurkan adalah pendekatan kontekstual (ContextualTeaching and Learning). Pendekatan CTL adalah Pendekatan pembelajaran yang mengaitkan isi  pelajaran dengan lingkungan sekitar siswa atau dunia nyata siswa, sehingga akan  membuat pembelajaran lebih bermakna (meaningfulearning),karena siswa mengetahui pelajaran yang diperoleh di kelas  akan bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari. Pendekatan CTL dengan berbagakegiatannya menyebabkapembelajaran lebih menarik dan  menyenangkan bagi siswa, juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar ( M. Nur, 2003 ).
Pendekatan kontekstual (CTL) merupakasalasatu pendekatan pembelajaran yang dianjurkan  dalam penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Oleh sebab itu pendekatan pembelajaran kontekstual ini perlu dikembangkan.Namun kenyataannya selama  ini  pendekatan CTL tersebut pada umumnya belum dilaksanakan sebagaimana mestinya.
D.                                           KESIMPULAN
                   Inovasi pembelajaran fisika perlu diterapkan dalam suatu kegiatan pelajaran, supaya peserta didik belajar dengan menyenangkan, selain itu untuk mempertegas aplikasi pelajaran fisika dalam kehidupan sehari-hari metode pendekatan contekstual teaching learning merupakan pendekatan yang sesuai untuk pelajaran fisika

E.     DAFTAR PUSTAKA
Enoh, Muhammad (2004) Jurnal Ilmu Pendidikan : Implementasi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam pelajaran Geografi SMU. Surabaya: LPTK & ISPI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar